Kamis, 22 Januari 2015

KERIKIL DALAM AIR

Cobalah tebarkan kerikil ke dalam air, biarkan memercik dan batu itu pun kan menghilang. Tapi akan ada belasan riak yang berputar, menjauh dan lepas dari pandang. Lingkaran itu akan menyebar dan mengalir dan tak ada yang tahu kapan akan berakhir.

Cobalah tebarkan kerikil kedalam air, dalam sekejap mungkin ia tak terkenang. Namun akan ada gelombang kecil yang terus mengembang, Dan gelombang itu akan terus berpusar dan mungkin akan menjadi gelombang badai. Bisa jadi hanya lewat kerikil kita akan merusak sebuah sungai.

Cobalah tebarkan caci dan tekun dalam memaki, dalam sesaat kata itu mungkin akan terlupa. Tapi nanti pasti akan selalu ada jiwa dan hati yang terluka. Hati itu akan tetap merana, tak ada yang tahu kapan dia tetap ada. Dan bisa jadi tak ada yang kita bisa perbuat saat maki sudah tertanam di dada.

Cobalah sampaikan kata-kata benci dalam sekejap, mungkin ia akan tak terkenang. Tapi yakinlah, akan timbul jiwa-jiwa pendendam, akan ada airmata yang berlinang. Dan bisa jadi dalam derai airmata itu akan ada harapan-harapan yang hilang dan membatu.

Tetapi cobalah sampaikan kata-kata bijak dan menyenangkan, dalam semenit ia mungkin akan terlupa. Namun yakinlah, akan ada gelombang riak-riak bahagia kan tercipta. Akan ada pusaran-pusaran cinta yang yang terus membesar hingga kita seolah tak percaya pada semua kata yang telah kita tebar.

Cobalah sampaikan kata-kata sejuk berisi harapan dan doa dalam semenit, ia mungkin akan terlupa. Namun rasa bahagia yang tercipta akan terus nikmat terasa. Dan kita akan membuat mereka nyaman dengan semua dendang yang kita nyanyikan. Bertahun-tahun lamanya kata itu akan terus terkenang walau sekedar ucapan cinta yang kita sampaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar